Pemupukan jagung dengan npk
Perkembangan
ilmu pengetahuan dalam dunia pertanian, petani tidak lagi menggunkan pupuk
alami (kompos) karena telah ditemukan pupuk buatan yang dapat memberikan
pengaruh terhadap pertumbuhan tanaman lebih baik dibandingkan pupuk alami.
Sehingga dalam penelitian ini kami menggunakan pupuk alami (kompos) yang
terdiri atas pupuk organik yang mengandung unsur hara makro dan unsur hara
mikro, pupuk kompos dapat berasal dari kotoran sapi, ayam atau bebek, pupuk
kandang dapat menghasilkan hormon sitokinin dan giberelin yang dapat merangsang
pertumbuhan tanaman sedangkan pupuk buuatan N-P-K, adalah pupuk majemuk yang
mengandung unsur hara utama lebih dari dua jenis. Dengan kandungan unsur hara
Nitrogen 15 % dalam bentuk NH3, fosfor 15 % dalam bentuk P2O5,
dan kalium 15 % dalam bentuk K2O. Sifat Nitrogen (pembawa nitrogen )
terutama dalam bentuk amoniak akan menambah keasaman tanah yang dapat menunjang
pertumbuhan tanaman. Untuk itu perlu adanya pembuktian mengenai perbandingan
pengaruh pemberian pupuk terhadap pertumbuhan tanaman.
Tanaman
yang digunakan sebagai sampel percobaan adalah tanaman jagung (Zea mays) karena pertumbuhan jagung (Zea mays) relativ lebih cepat tumbuh.
Jagung
adalah tanaman rerumputan tropis yang sangat adaptif terhadap perubahan iklim
dan memiliki masa hidup 70-210 hari. Jagung dapat tumbuh hingga ketinggian 3
meter. merupakan satu-satunya tanaman yang bunga jantan dan betinanya terpisah.
Pemenuhan
kebutuhan primernya, manusia tidak hanya membutuhkan sumber karbohidrat, namun
juga memerlukan sumber makanan lainya sebagai pelengkap sumber gizi yang
diperlukan seperti protein dan vitamin. Berbagai komoditas pertanian yang
dibudidakan oleh manusia umumnya akan memberikan produksi yang maksimal jika
kondisi lingkungan memungkinkan untuk terjadinya pertumbuhan dan perkembangan
yang ideal. Ada banyak faktor yang mempengaruhi laju pertumbuhan dan
perkembangan tanaman, baik berupa faktor internal ataupun faktor-faktor
eksternal seperti : faktor genentik, hormone, cahaya, suhu, dan kelembaban. Berbagai faktor tersebut umumnya dapat dimani
pulasi dengan tujuan untuk meningkatkan produksi tanaman.
Salah
satu faktor pertumbuhan utama yang dapat diatur adalah nutris. Laju
pertumbuhan tanaman dapat ditingkatkan
dengan penambahan pupuk tertentu. Ada banyak jenis pupuk yang umum digunakan
dengan spesifikasi fungsi tertentu. Hal ini ditentukan secara spesifik oleh
kandungan mineral dalam pupuk tersebut.
Berdasrkan
uraian didalam latar belakang diatas, maka penyusun melakukan penelitian dengan
judul “Pengaruh Perbandingan Pemberian Pupuk N-P-K dan Pupuk Kompos Terhadap
Pertumbuhan Vegetatif Tanaman Jagung (Zea
mays ).
B. Rumusan Masalah
Permasalahn
yang hendak dikaji didalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut :
1. Apakah
ada pengaruh pemberian pupuk N-P-K terhadap pertumbuhan vegetative tanaman
jagung (Zea mays) ?
2. Apakah
ada pengaruh pemberian pupuk Kompos terhadap pertumbuhan vegetative tanaman
jagung (Zea mays) ?
3.
Bagaiman Pengaruh perbandingan antara
pemberian pupuk N-P-K dengan pupuk Kompos pada tanaman jagung (Zea mays) ?
C. Tujuan Praktikum
Tujuan
yang hendak dicapai dalam pelaksanaan praktikum ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk
mengetahui pengaruh pemberian pupuk N-P-K terhadap pertumbuhan vegetative
tanaman jagung (Zea mays) ?
2. Untuk
mengetahui pengaruh pemberian pupuk Kompos terhadap pertumbuhan vegetative
tanaman jagung (Zea mays) ?
3. Untuk
mengetahui bagaimana Pengaruh perbandingan antara pemberian pupuk N-P-K dengan
pupuk Kompos pada tanaman jagung (Zea
mays) ?
4. Manfaat Praktikum
Manfaat
yang dapat diperoleh dari pelaksanaan praktikum ini adalah sebagai berikut :
1.
Memberikan tambahan pengetahuan kepada
praktikan mengenai upaya-upaya meningkatkan pertumbuhan vegetative tanaman
jagung (Zea mays)
2.
Melatih praktikan dalam merencanakan dan
melaksanakan penelitian ilmiah.
3.
Sebagai salah satu syarat dalam
memperoleh nilai mata kuliah Fisiologi Tumbuhan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A.
Kajian
Pustaka
1.
Klasifikasi
Tanaman Jagung (Zea may)
Menurut
Tjitrosoepomo (1989), klasifikasi tamana jagung (Zea mays) adalah sebagai berikut.
Regnum : Plantarum
Divicio : Spermatophyta
Classis : Angiospermae
Sub classis : Monocotyledoneae
Ordo : Poales
Familia : Graminea
Genus :Zea
Species : Zea mays
Species : Zea mays
2.
Morfologi
Tanaman Jagung (Zea mays)
a. Akar
Jagung (Zea
mays) memiliki akar serabut yang keluar dari bagian samping pangkal batang.
Akar jagung (Zea mays) umumnya memiliki panjang rata-rata hingga 25 cm. Bentuk
perakarannya bervariasi, tergantung varietas dan tempat tumbuhnya. Akar umumnya
bersifat temporer, dimana akar yang pertama kali muncul berfungsi untuk
mendukung kedudukan batang. Pada umur sekitar 6-10 hari setelah tanam, kemudian
muncul akar adventif yang berasal dari pangkal batang di atas permukaan tanah
(Gardner, dkk.,1991).
b. Batang
Batang jagung
(Zea mays) tidak berongga
seperti padi (Oryza sativa) melainkan
berisi berkas-berkas pembuluh yang semakin memperkuat tegaknya tanaman. Batang
beruas-ruas, dimana pada bagian p[angkal ruas-ruasnya pendek dan semakin
panjang dengan pertambahan tinggi batang. Jumlah ruas umumnya sekitar 10-40
ruas dengan tinggi batang mencapai 90-150 cm. batang berwarna hijau kekuningan dengan
bentuk bulat pipih di bagian pangkal serta bulat silinder pada bagian atas.
c. Daun
Daun jagung (Zea mays) bersifat monoceus atau berumah
satu, diamana bunga jantan dan bunga betina terdapat pada satu pohon. Letak
bunga jantan dan bunga betina terpisah, dimana bunga jantan berada di ujung
batang sedangkan bunga betina berada pada ketiak daun sekitar pertengahan
batang. Bunga bersifat protandri, dimana bunga jantan masak lebih dahulu dibandingkan bunga betina. Pada
umumnya, bunga jantan masak 1-2 hari
lebih dahulu (Rukmana, 2003).
d. Buah
Buah
jagung (Zea mays) terdiri atas biji,
tongkol dan pembungkus. Biji tersusun rapat pada tongkol yang memanjang. Pada
buah jagung, juga terbentuk rambut-rambut yang memanjang hingga kluar klobot
(Suliantari dan rahayu, 1990).
3.
Syarat
Tumbuh jagung (Zea mays)
Jagung (Zea mays) dapat tumbuh dengan baik di
daerah tropik ataupun subtropik. Umumnya, tanaman ini tumbuh di daerah rendah
hingga ketinggian 1.300 meter dpl. Suhu optimum untuk pertumbuhan jagung (Zea
mays) adalah 13o – 38o C dengan penyinaran matahari
penuh. Di Indonesia, jagung (Zea mays) tumbuh subur di daratan rendah
hingga ketinggian 750 meter dpl (Guslim, 2007).
4.
Pengaruh
Pupuk
a.
N-P-K
Nitrogen
(N) diserap dalam bentuk ion nitrat (NO3-) dan ammonium (NH4-). Sebagian besar nitrogen
diserap dalam bentuk ammonium karena bermuatan negative. Pupuk Urea sangat
mudah larut dalam air, nitrogen dalam bentuk amida pada umumnya terdapat dalam
pupuk Urea mudah larut dalam air. Dalam tanah amida segera berubah menjadi ammonium
karbonat. Karena memiliki konversi (perubahan) tersebut nitrogen mudah hilang
tercuci.Ion ammonium memiliki muatan positif sehingga terikat oleh koloid tanah
(Novizan, 2002).
Phospor (P) sangat vital karena merupakan sumber energi untuk
pertumbuhan. Senyawa P di dalam tanah ada dalam bentuk ATP yang merupakan
senyawa ikatan berenergi tinggi. Selain itu, P berperan dalam pembentukkan asam
nukleat, fosfolipid dan koenzim NAD dan NADP (Ashari, 2006).
Kalium (K) diserap dalam bentuk ion K+. Di dalam tanah,
ion ini sangat dinamis dan mudah tercuci oleh aliran air pada tanah berpasir
dan tanah dengan pH rendah. Dari ketiga
unsur esensial yang paling dibutuhkan tanaman (N-P-K), kalium lah yang paling
melimpah di permukaan bumi. Namun, hanya sekitar 1-10% unsur ini yang dapat
diserap oleh tanaman (Novizan, 2002).
b.
Pupuk Kompos
Kompos adalah hasil penguraian
parsial/tidak lengkap, dari campuran bahan-bahan organik yang dapat dipercepat
secara artifisial oleh populasi berbagai macam mikroba dalam kondisi lingkungan
yang hangat, lembap, dan aerobik atau anaerobik (Modifikasi dari J.H. Crawford,
2003). Sedangkan pengomposan adalah proses dimana bahan organik mengalami
penguraian secara biologis, khususnya oleh mikroba-mikroba yang memanfaatkan
bahan organik sebagai sumber energi. Membuat kompos adalah mengatur dan
mengontrol proses alami tersebut agar kompos dapat terbentuk lebih cepat.
5. Kerangka Pemikiran
Tanaman jagung (Zea mays) merupakan tanaman produksi
yang dimanfaatkan sebagai sumber pangan utama dari masyarakat. Sebagian
produksi jagung (Zea mays) dilakukan
dengan system pertanian tradisional yang memanfaatkan cara-cara konvensional.
Oleh karena itu, produksi jagung (Zea
mays) secara nasional masih cukup rendah. Berdasarkan fakta tersebut, maka
perlu adanya suatu upaya-upaya untuk meningkatkan produksi tanaman ini melalui
penambahan pupuk untuk memacu pertumbuhan vegetatifnya yang kemudian diharapkan
berdampak positif pada produksinya. Di dalam praktikum ini, peneliti hendak
mengkaji perbandingan pengaruh pemberian pupuk N-P-K dan pupuk kompos terhadap
pertumbuhan vegetative tanaman jagung (Zea
mays). Untuk lebih jelasnya, kerangka berpikir untuk penelitian ini dapat digambarkan
pada bagan berikut.
Gambar
1. Bagan Kerangka Pemikiran
B.
Hipotesis
Hipotesis di dalam praktikum
ini dapat dirumuskan sebagai berikut :
a. Ada pengaruh pemberian pupuk N-P-K terhadap
pertumbuhan vegetative tanaman jagung (Zea
mays) ?
b. Ada
pengaruh pemberian pupuk Kompos terhadap pertumbuhan vegetative tanaman jagung
(Zea mays) ?
c.
Bagaiman Pengaruh perbandingan antara
pemberian pupuk N-P-K dengan pupuk Kompos pada tanaman jagung (Zea mays) ?
Secara sistematik dirumuskan sebagai berikut.
H01 : µi = 0 tidak ada perbedaan pengaruh
variasi dosis pemberian pupuk N-P-K kompos
terhadap pertumbuhan vegetative tanaman jagung (Zea mays).
H11 : µi ≠ 0, minimal ada satu pasang
perlakuan yang memberikan pengaruh berbeda dari pemberian pupuk N-P-K dan pupuk
kompos terhadap pertumbuhan vegetative
jagung (Zea mays).
BAB
III
METODOLOGI PRAKTIKUM
A.
Waktu
dan Tempat
Praktikum
ini dilaksanakan pada tanggal 18
Oktober sampai 19 November 2014 bertempat di laboratorium Pendidikan
Unit Biologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Halu oleo. Kendari.
B.
Variabel,
Definisi Operasional, dan Indikator Penelitian
1. Variabel
penelitian
Variabel yang di
amati di dalam praktikum ini dibedakan menjadi dua, yakni variable bebas dan
variable terikat.
a. Variabel
bebas
·
Pupuk NPK
·
Pupuk kompos
b. Variabel
terikat berupa pertumbuhan vegetative tanaman jagung
(Zea mays).
2. Definisi
Operasional
Untuk
menghindari kesalahan penafsiran, maka berikut ini diberikan definisi
operasional dalam praktikum ini.
a. Dosis
adalah takaran pemberian pupuk yang diukur dengan satuan massa (gram).
b. Pupuk
adalah material yang ditambahkan dalam media tanam atau tanaman untuk mencukupi
kebutuhan hara yang di butuhkan tanaman sehingga mampu bereproduksi dengan
baik, dalam hal ini adalah N-P-K dan Kompos.
c. Pertumbuhan
adalah pertambahan ukuran dari
tanaman berupa tinggi, dimeter batang, panjang daaun dan jumlah daun
3. Indikator
penelitian
Indikator yang
digunakan dalam praktikum ini adalah tinggi batang, panjang daun, biomassa basah dan
biomassa kering.
C.
Metode
dan Desain Praktikum
1. Metode
Praktikum
Praktikum ini
bersifat deskriptif dengan metode eksperimen dalam pengambilan sampel yang dirancang
dalam skala laboratorium.
2. Desain
Praktikum
Praktikum ini
merupakan penelitian factorial dengan dua faktor yang terdiri atas perbandingan
pemberian pupuk N-P-K dengan pupuk Kompos. Dosis pupuk N-P-K terdiri atas 9
gram, di mana N 3 gram, P 3 gram dan K 3 gram yang dicampur dengan air sebanyak
500 ml. Sedangkan untuk pupuk Kompos dengan dosis pupuk dan tanah 1:1, 1:2, 2:1
Perlakuan
|
Perlakuan
|
||
1
|
2
|
3
|
|
Xo
|
Xo.1
|
Xo.2
|
Xo.3
|
X1
|
X1.1
|
X1.2
|
X1.3
|
X2
|
X2.1
|
X2.2
|
X2.3
|
X3
|
X3.1
|
X3.2
|
X3.3
|
X4
|
X4.1
|
X4.2
|
X4.3
|
X5
|
X5.1
|
X5.2
|
X5.3
|
X6
|
X6.1
|
X6.2
|
X6.3
|
X7
|
X7.1
|
X7.2
|
X7.3
|
Keterangan
:
Xo ; kontrol
X1
: NPK 1 gram
X2
: NPK 3 gram
X3
: NPK 5 gram
X4
: Kompos 1:1
X5
: Kompos 1:2
X6
: kompos 2 :1
X7
: Kompos + NPK
D.
Instrumen
dan Pengumpulan Data
1. Insrtrumen
Penelitian
a. Alat
Alat
yang digunakkan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.
No.
|
Nama
alat
|
Kegunaan
|
1.
2.
3.
4.
5.
|
Cangkul
Sprayer
Mistar
Neraca
O’Hause
Oven
|
Menggali
tanah untuk media tanam
Menyiram
tanaman
Mengukur
tinggi tanaman
Mengukur
biomassa tanaman
Menghilangkan
kandungan air tanaman pasca panen
|
b. Bahan
Bahan-bahan
yang digunakan dalam praktikum ini dapat dilihat pada Tabel 2.
Tabel 2. Bahan dan kegunaannya dalam praktikum
No.
|
Nama
bahan
|
Kegunaan
|
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
|
Biji jagung
Tanah
Pupuk N-P-K
Pupuk kompos
Air
Kertas label
Polybag
|
Sebagai bibit tanaman percobaan
Media pertumbuhan tanaman
Tambahan media pertumbuhan
tanaman
Tambahan media pertmbuhan tanaman
Menyiram tanaman
Memberi label pada polybag
Wadah untuk pertumbuhan
|
2. Prosedur
Pengumpulan Data
a. Persiapan
Bibit
Bibit jagung diperoleh dari toko Putrid tani
Wua-wua. Sebelum ditanam, bibit terlebih dahulu diseleksi untuk mendapatkan
bibit dengan kualitas yang baik. Lalu bibit, kemudian di rendam beberapa menit.
Setelah itu, bibit disemaikan pada polybag yang telah berisi tanah.
b. Persiapan
Media Tumbuh
Media tumbuh yang digunakan adalah tanah topsoil
yang diperoleh di sekitar Laboratorium Pendidikan Unit Biologi. Tanah terlebih
dahulu dibersihkan dari bahan-bahan anorganik maupun dari sisa-sa akar tanaman
lain. Setelah itu tanah dimasukkan dalam polybeg dengan takaran tanah ½ dari
panjang polybeg.
c. Penanaman
Bibit
Penanaman bibit dilakukan dalam polybag yang telah
berisi tanah. Jumlah polybag yang digunakan adalah 28 buah, dimana 9 polybag untuk perlakuan pemberian pupuk
N-P-K, 6
polybag untuk perlakuan pemberian pupuk kompos 3 polybag
sebagai kontrol tanpa menggunakan pupuk dan 2 polybag untuk perlakuan pemberian pupuk NPK dan Kompos,
Tiap-tiap polybag ditanami masing-masing satu bibit jagung (Zea mays).
d. Pemberian
Pupuk dan Pemeliharaan Tanaman
·
Pemberian pupuk N-P-K dilakukan sekali
dalam 7 hari. Pemberian
pupuk dilakukan dengan cara meyemprotkan pupuk tersebut pada tanaman jagung (Zea mays)
·
Pemberian pupuk kompos dilakukan satu
kali, yakni dicampurkan pada tanah dalam polybag yang akan ditanami bibit
jagung
(Zea mays).
Tanaman yang telah tumbuh disiram tiap hari pada
waktu pagi dan sore hari. Selain itu, rumput-rumput yang tumbuh pada polybag
dihilangkan dengan cara dicabut.
e. Pemanenan
Tanaman yang telah berumur 31 HST dipanen dengan
cara dicabut secara hati-hati agar tidak ada bagian akar tumbuhan yang
tertinggal. Setelah itu, akar tanaman dicuci dengan air mengalir agar
menghilangkan sisa-sisa tanah yang melekat pada akar. Tanaman kemudian
dibiarkan sebentar untuk menghilangkan air hasil cucian pada akar. Tanaman
kemudian ditimbang dengan neraca O’Hause untuk mengetahui biomassa basahnya.
Setelah itu, tanaman di jemur pada
cahaya matahai selama 4 hari lalu ditimbang kembali biomassa kerinnya.
E.
Teknik
Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan secara langsung terhadap
indicator penelitian yang meliputi:
1. Tinggi
tanaman (cm)
Tinggi tanaman
diukur setiap 7
hari menggunakan mistar ukur dengan ketelitian 0,1 cm. Tinggi tanaman diukur 1
cm dari permukaan tanah hingga batas pelepah daun teratas.
2. Panjang daun
Panjang daun
diukur
tiap 7 hari secara
langsung. Pengukuran
dilakukan terhadap daun yang paling panjang pada tanaman
3. Berat
basah (gram)
Berat basah
dihitung sesaat setelah tanaman dipanen dengan neraca O’Hause dengan ketelitian
0,1 gram.
4. Berat
kering (gram)
Berat kering
dihitung setelah tanaman dikeringkan di bawah sinar matahari selama 3 hari .
Teknik
Analisis Data
Data yang diperoleh di dalam penelitian ini kemudian
dianlisis dengan uji statistik sebagai berikut :
1. Analisis
Deskriptif
Analisis deskriptif digunakan untuk mengetahui
rata-rata tinggi, jumlah daun, panjang dan lebar daun, diameter batang biomassa
basah dan biomassa kering tanaman.
2. Analisis
Inferensial
Analisis
inferensial adalah untuk mengetahui perbedaan pengaruh konsentrasi pupuk NPK
dan pupuk kompos pada tiap-tiap perlakuan dengan menggunakan uji F, α = 0.05
dengan tahapan sebaga berikut :
Tahap-tahap
uji F adalah sebagai berikut:
a.
Derajat bebas untuk setiap keragaman
db.
Total = Σrt
–
1 = total banyaknya pengamatan – 1
db.
Perlakuan = t – 1 = total banyaknya
perlakuan – 1
db.
Galat = db.Total –
db.Perlakuan
b.
Factor koreksi
c.
Perhitungan jumlah kuadrat
JKT
= – FK
JKP
= - FK
JKG
= JKT – JKP
d.
Perhitungan kuadrat tengah
KTP
=
KTG
=
e.
Perhitungan nilai Fhit
Fhit
=
f.
Analisis Varians seperti terlihat pada
Tabel 3
Tabel 3.
Analisis Varians (Anava)
Sumber keragaman
|
Db
|
JK
|
KT
|
Fhit
|
Ftab
|
Perlakuan
|
t −
1 = V1
|
JKP
|
KTP
|
||
Galat
|
(r.t−1)
− (t−1) = V2
|
JKG
|
KTG
|
KTP/KTG
|
F
(V1.V2)
|
Total
|
(r.t−1)
|
JKT
|
Berdasarkan hasil perhitungan
diperoleh nilai Fhitung >
F tabel. Dengan demikian dilakukan uji lanjut yang disesuaikan
dengan nilai koefesien keragaman.
KK =
Dengan Kriteria :
1.
Jika KK besar (> 10) maka dilakukan uji
BJND
2.
Jika KK sedang (5=10maka dilakukan uji BNT
3.
Jika KK kecil (<5) maka dilakukan uji
BNJ
(Kemas, A.H.,
2001 : 28-34).
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A.
Deskripsi
Hasil Praktikum
1. Tinggi
Tanaman Jagung (Zea mays)
a.
Tinggi tanaman jagung (cm)
Hasil analisis deskriptif menunjukkan bahwa,
rata-rata tinggi tanaman bervariasi pada semua perlakuan. Rata-rata pertumbuhan
terjadi secara acak, namun secara umum menunjukkan bahwa tanaman jagung (Zea mays) mengalami pertumbuhan yang signifikan,
dimana tanaman jagung (Zea mays)
dengan perlakuan pemberian pupuk kompos + NPK megalami
pertumbuhan yang paling tinggi dibandingkan pertumbuhan jagung (Zea mays) pada perlakuan pupuk kompos , buatan N-P-K maupun perlakuan pada
tanaman jagung (Zea mays) tanpa
menggunakan pupuk (Kontrol)
Gambar
1. Grafik rata-rata tinggi tanaman
2. Panjang Daun Tanaman Jagung (Zea mays)
Pengamatan terhadap rata-rata jumlah daun tanaman
menunjukan hasil yang realtif sama. Pada panjang daun, perlakuan pupuk kompos +NPK menunjukan jumlah daun terbanyak dibandingkan
jumlah daun pada perlakuan pupukkompos, buatan N-P-K
maupun jumlah daun pada perlakaun tanpa pemberian pupuk (kontrol)
Grafik 2.
Rata-rata panjang
daun tanaman
3. Berat
Basah dan Berat Kering
a. Berat
Basah
Hasil pengamatan terhadap rata-rata berat basah
tanaman menunjukan adanya perbedaan yang signifikan. perlakuan pupuk kompos+ NPK menunjukan berat basah tertinggi, dibandingkan
dengan perlakuan pupuk Kompos ,
buatan N-P-K maupun perlakuan tanpa menggunakan pupuk (Kontrol).
b. Berat
Kering
Rata-rata berat kering tanaman menunjukan
peningkatan berat kering tanaman pada perlakuan pupuk kompos + NPK menunjukan berat kering tertinggi,
dibandingkan perlakuan pada pupuk
kompos ,
buatan N-P-K maupun perlakuan tanpa menggunakan pupuk (Kontrol)
B.
Pembahasan
Pertumbuhan merupakan pertambahan ukuran dan jumlah
sel dari makhluk yang bersifat kuantitatif dan irreversible. Pertumbuhan tanaman
ditandai dengan beberapa indikator seperti tinggi tanaman, jumlah daun, berat
basah dan berat kering tanaman. Bertambahnya jumlah sel pada tanaman secara
umum akan ditandai dengan pertambahan ukuran dari parameter-parameter tersebut.
Hasil analisis deskriptif menunjukan bahwa pengaruh
perbandingan pemberian pupuk N-P-K dengan pupuk Kompos berpengaruh terhadap
pertumbuhan vegetative tanaman jagung (Zea
mays).
Pupuk N-P-K yaitu pupuk majemuk yang mengandung tiga
unsur sekaligus (NPK) disebut pupuk lengkap. Pemberian tambahan N terhadap
tanaman membantu dalam pembentukan komponen sel-sel baru sehingga menambah
tinggi tanaman selain itu sifat nitrogen (terutama dalam bentuk amoniak akan
menambah keasaman tanah yang dapat menunjang pertumbuhan tanaman Pemberian K
(kalium), KCl berfungsi memperkuat batang tanaman, serta meningkatkan
pembentukan hijau dan karbohidrat pada buah serta ketahanan tanaman terhadap
penyakit. Kekurangan kalium menyebabkan tanaman kerdil, lemah (tidak tegak,
proses dan fotosintesis terganggu yang pada akhirnya mengurangi produksi.
Kelebihan kalium dapat menyebabkan daun cepat menua. Pemberian Unsur fosfor (P)
yang berperan penting dalam transfer energi di dalam sel tanaman, mendorong
perkembangan akar dan pembuahan lebih awal, memperkuat batang sehingga tidak
mudah rebah, serta meningkatkan serapan Nitrogen pada awal pertumbuhan.
Pupuk kompos merupakan salah satu pupuk organik yang
mengandung hara makro dan hara mikro, yang dapat memperbaiki sifat-sifat fisik,
kimia dan biologi tanah. Pupuk kandang dapat berasal dari kotoran sapi, ayam
atau bebek yang benar-benar telah matang dimana telah terurai oleh
mikroorganisme baik aoerob maupun anaerob. . Unsur lain yang dikandung oleh
kompos adalah nitrogen, fosfor, kalsium, kalium dan magnesium. Selain itu pupuk
kandang dapat menghasilkan hormon sitokinin dan giberelin yang dapat merangsang
pertumbuhan tanaman.
Pembentukan daun baru pada tumbuhan dipengaruhi oleh
ketersediaan sumber nitrogen yang membantu terjadinya pemanjangan sel-sel
meristem apical.
Berat basah tanaman menggambarkan keseluruhan dari
akumulasi hasil pertumbuhan ditambah kandungan air di dalam sel. Pertumbuhan
tinggi ditandai dengan pertambahan jumlah sel-sel di dalam itu sendiri sehingga
berat basah dan berat keringnya bertambah.
Hasil analisis inferensial menunjukan bahwa ada
pengaruh pemberian pupuk N-P-K dengan pupuk Kompos terhadap pertumbuhan
vegetative tanaman jagung (Zea mays).
Seluruh indikator yang diamati menunjukan hasil yang berbeda nyata. Seluruh
perlakuan menunjukan perbedaan secara nyata dengan kontrol. Perlakuan yang
memberikan hasil terbaik adalah pada perlakuan pemberian pupuk kompos
dibandingkan pada perlakuan pupuk N-P-K menunjukan pertumbuhan yang lebih
rendah dari pupuk kompos. Hal ini disebabkan karena kelebihan pemberian
unsur-unsur nitrogen di dalam tanah yang malah menjadi toksis bagi tanaman.
BAB V
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Berdasrkan hasil pengamatan dan
pembahasan, maka dapat disimpulkan sebagai berikut :
d. Ada
pengaruh pemberian pupuk N-P-K terhadap pertumbuhan vegetative tanaman jagung (Zea mays).
e. Ada
pengaruh pemberian pupuk Kompos terhadap pertumbuhan vegetative tanaman jagung
(Zea mays).
f. Pengaruh
perbandingan antara pupuk N-P-K dengan pupuk Kompos mengalami perbedaan yang
signifikan dimana pupuk kompos memberikan hasil yang terbaik dibandingkan pupuk
buatan N-P-K.
B.
Saran
Saran yang kami
berikan di dalam praktikum ini adalah sebaiknya ada bimbingan lebih lanjut
terhadap analisis inferensial karena praktikan sangat kesulitan dengan analisis
tersebut.
DAFTAR
PUSTAKA
Gardner, F.P., R.B. Pearc dan R.L.,
Mitchell, 1991. Fisiologi Tanaman
Budidaya. UI-Press. Jakarta
Comments
Post a Comment