Pembuatan arang aktif dari tongkol jagung


Indonesia merupakan negara yang kaya akan sumberdaya alam yang sangat berlimbah, baik sumberdaya alam yang dapat diperbaharui maupun tidak dapat diperbaharui. Sumberdaya alam yang dapat diperbaharui seperti ekosistem hutan, ekosistem hewan sedangkan sumber daya yang tidak dapat diperbaharui seperti: minyak bumi, batubara, pertambangan emas, perak dan lain-lain.
Tingginya produksi jagung tiap tahunnya berdampak pada tingginya limbah yang dihasilkan terutama limbah tongkol jagung. Limbah yang dihasilkan pasca panen jagung ini hanya terserap sedikit sekali digunakan sebagai pupuk dan bahan bakar memasak penduduk di sekitar pertanian, karena cara yang paling mudah dan bisa dilakukan petani untuk menangani limbah tersebut adalah dengan membakarnya.
Briket Arang dapat digunakan sebagai bahan bakar alternatif untuk menggantikan bahan bakar minyak dan gas dalam kegiatan industri dan rumah tangga. Briket arang merupakan bentuk energi terbarukan dari biomassa yang berasal dari tumbuhan atau tanaman yang saat ini sangat banyak tersedia di lingkungan. Disamping itu, Indonesia sebagai negara agraris banyak menghasilkan limbah pertanian yang kurang termanfaatkan. Limbah pertanian yang merupakan biomassa tersebut merupakan sumber energi alternatif yang melimpah dengan kandungan energi yang relatif besar. Limbah pertanian tersebut dapat diolah menjadi suatu bahan bakar padat buatan sebagai bahan bakar alternatif yang disebut briket. Hampir di seluruh wilayah Indonesia terdapat lahan pertanian jagung, karena tanaman ini dapat tumbuh di seluruh wilayah Indonesia baik dataran tinggi maupun rendah.
Arang aktif merupakan bahan yang banyak digunakan di industri farmasi sebagai bahan absorben dan sebagai bahan pemucat (bleaching), di depot-depot pengisian air mineral. Arang aktif dapat dibuat dari arang hasil pembakaran biomassa dari tanaman seperti tempurung kelapa, kayu, sekam padi, serbuk kayu gergaji, dan tongkol jagung. Ditinjau dari sisi ekonomi arang aktif dapat dijadikan menjadi suatu usuha menambah pendapatan ekonomi keluarga.
Dengan memperhatikan prospek briket arang dan arang aktif yang cukup cerah yang benilai ekonomi yang cukup tinggi, maka sangatlah perlu dilakukan pemanfaatan limbah tongkol jagung menjadi briket sebagai energi alternatif pengganti bahan bakar minyak dan gas, serta menjadi bahan baku pembuatan arang aktif. Pada dasarnya arang aktif dapat dibuat dari bahan baku yang berasal dari hewan, tumbuh-tumbuhan, limbah atau mineral yang mengandung karbon antara lain tulang, kayu, sekam, tongkol jagung, tempurung kelapa, sabut kelapa, ampas tebu, serbuk gergaji dan batubara.
Oleh karena itu perlu dikembangkan pembuatan briket bioarang dalam upaya pemanfaatan limbah tongkol jagung. Untuk mencapai hal tersebut dilakukan penelitian untuk menghasilkan briket bioarang yang berkualitas baik, ramah lingkungan dan memiliki nilai ekonomis tinggi. Dengan manfaatkan limbah tongkol jagung menjadi briket bioarang, maka diharapkan dapat mengurangi pencemaran lingkungan, memberikan alternatif sumber bahan bakar yang dapat diperbarui dan bermanfaat untuk masyarakat.
Briket bioarang mempunyai beberapa kelebihan dibandingkan arang biasa (konvensional), antara lain:
  1. Panas yang dihasilkan oleh briket bioarang relatif lebih tinggi dibandingkan dengan kayu biasa dan nilai kalor dapat mencapai 5.000 kalori.
  2. Briket bioarang bila dibakar tidak menimbulkan asap maupun bau, sehingga bagi masyarakat ekonomi lemah yang tinggal di kota-kota dengan ventilasi perumahannya kurang mencukupi, sangat praktis menggunakan briket bioarang.
  3. Setelah briket bioarang terbakar (menjadi bara) tidak perlu dilakukan pengipasan atau diberi udara.
  4. Teknologi pembuatan briket bioarang sederhana dan tidak memerlukan bahan kimia lain kecuali yang terdapat dalam bahan briket itu sendiri.
  5. Peralatan yang digunakan juga sederhana, cukup dengan alat yang ada dibentuk sesuai kebutuhan
 Nah, adapun faktor- faktor yang perlu Anda perhatikan dalam pembuatan briket atara lain:
1.) Bahan baku
Briket dapat dibuat dari bermacam–macam bahan baku, seperti ampas tebu, sekam padi, serbuk gergaji kayu, dan bahan limbah pertanian. Bahan utama yang terdapat bahan baku adalah selulosa. Semakin tinggi kandungan selulosa maka semakin baik kualitas briket, briket yang mengandung zat terbuang terlalu tinggi cenderung mengeluarkan asap dan bau tidak sedap.
2.) Bahan perekat
Untuk merekatkan partikel-partikel zat bahan baku pada proses pembuatan briket maka diperlukan zat perekat sehingga dihasilkan briket yang kompak. Bahan perekat dapat dibedakan atas 3 jenis:
a. Perekat organik
Perekat organik yang termaksud jenis ini adalah sodium silika, magnesium, semen dan sulfit. Kerugian dari pengunaan perekat ini adalah sifatnya meninggalkan abu sekam pembakaran.

b. Bahan perekat tumbuh-tumbuhan
Jumlah bahan perekat yang dibutuhkan untuk jenis ini jauh lebih sedikit bila dibandingkan dengan perekat hidrokarbon. Kerugian yang dapat ditimbul-kan adalah arang cetak (briket) yang dihasilkan kurang tahan kelembaban.

c. Hidrokarbon dengan berat melekul besar
Bahan perekat jenis ini seringkali dipergunakan sebagai bahan perekat untuk pembuatan arang cetak batu bara cetak. Dengan pemakaian bahan perekat maka tekanan akan jauh lebih kecil bila dibandingkan dengan briket tanpa memakai perekat

Teknik Proses Pembuatan Briket dan Arang Aktif
1.) Proses Karbonasi (pengarangan)
Limbah tongkol jagung yang telah dipilih dimasukkan ke dalam drum pengarangan disusun sedemikian rupa hingga hampir penuh, drum ditutup rapat kemudian api dinyalakan melalui lubang ventilasi/tempat bagian dasar drum, proses pembakaran dibiarkan sehingga semua bahan habis terbakar. Setelah dingin dilakukan pembongkaran dan arang yang dihasilkan dipisahkan dari abu sisa pembangkaran untuk proses lebih lanjut.
2.) Proses Pembuatan Briket Arang (Pembriketan)
Arang dari proses karbonasi digiling atau dihaluskan dan diayak kemudian ditambahkan perekat dari lem kanji yang telah disiapkan dengan perbandingan 10% bagian perekat dari berat arang dan diaduk hingga semuanya tercampur secara merata. Adonan yang sudah jadi siap untuk dicetak menjadi briket dengan bentuk kubus atau silender dengan cara memasukkan adonan ke dalam mesin briket arang kemudian dipress dengan alat pengepres. Briket arang yang sudah dicetak kemudian dikeringkan/dijemur dibawah sinar matahari hingga kering betul dan briket siap digunakan untuk keperluan rumah tangga sebagai bahan bakar alternatif.
3.) Proses Pembuatan Arang Aktif
Arang dari proses karbonasi dihaluskan kemudian diaktivasi baik dengan cara kimia yaitu mencampurkan larutan NaOH ke dalam arang diaduk hingga merata kemudian dimasukkan ke dalam tungku furnace pada suhu 650°C – 850°C selama 3 jam dan didinginkan di dalam desikator.
Demikian informasi mengenai Proses Pembuatan Briket Arang dan Arang Aktif dari Limbah Tongkol Jagung, semoga ini bisa membantu Anda jika Anda ingin memproduksi briket arang buatan Anda sendiri, karena bagaimanapun juga produk briket arang ini menjadi salah satu bahan yang masih aktif digunakan oleh masyarakat saat ini, serta memiliki nilai jual yang tinggi. Semoga bermanfaat dan terima kasih.

Comments

Popular posts from this blog

1 kg jagung berapa buah

Jenjet jagung

Sistem tanam jajar legowo pada tanaman jagung