Jarak tanam jagung bisi 2

Jarak tanam jagung bisi 2

Ringkasan Eksekutif Petani Subak Bengkel Sari Tabanan, tidak pernah menanam jagung, hanya menanam padi secara monokultur. Pada musim kemarau sebagian besar lahan dibiarkan kosong akibat ketersediaan air irigasi yang tidak mencukupi untuk menanam padi. Padahal, dengan ketersediaan air irigasi yang terbatas tanaman jagung dapat tumbuh normal. Oleh karena, tanaman jagung sangat adaptif terhadap ketersediaan air irigasi yang terbatas dan bahkan dapat hidup normal dan berproduksi maksimal dengan hanya mengandalkan air hujan. Menanam padi secara monokultur tanpa ada pergiliran tanaman menyebabkan menurunnya kesuburan tanah dan siklus hama tidak terputus serta pemanfaatan lahan tidak optimal yang berakibat tidak ada peningkatan pendapatan. Untuk itu, petani perlu diberdayakan dengan melakukan introduksi teknologi budidaya jagung dan efisiensi penggunaan pupuk kimia serta pendampingan dalam memanfaatkan lahanya pada musim kemarau. 
 
Program demplot seluas 10 are ini terinspirasi dari potensi lahan kondisi geografi lahan dan iklim yang menunjang untuk pengembangan jagung. Untuk berhasilnya program demplot, dipilih petani yang mempunyai komitmen kuat yang diketahui melalui wawancara. Kegiatan demplot diawali dengan penyuluhan dan dilanjutkan dengan praktek menanam, penanganan pasca panen serta pemasaran. Jarak tanam yang digunakan yaitu 70 x 20 cm dengan satu tanaman per lubang, bibit yang dipilih adalah varietas hibrida BISI-2. Dalam pemeliharaan tanaman, penggunaan pupuk kimia hanya 50% dari dosis anjuran dan sebagai kompensasinya digunakan pupuk organik kotoran sapi. Guna memperoleh data berat biji pipilan kering kadar air 12% ditentukan dengan menggunakan Moisture Grain Tester tipe PM-140. Hasil biji pipilan kering dari ubinan seluas 1,68 m2 dikonversi ke hektar guna memperoleh data produksi per hektar. 
 
Kelayakan usaha tani jagung dianalisis secara sederhana untuk melihat keuntungan yang diperoleh dibandingkan dengan usaha tani padi. Produksi biji pipilan kering yang diperoleh sebesar 7,8 t ha-1. Produksi ini lebih rendah dari demplot di Subak Cau Belayu (8,5 t ha-1) dan lebih rendah dari potensi hasil varietas BISI-2 yaitu 13 t ha-1. Hasil yang lebih rendah ini disebabkan oleh derajat keasaman tanah tinggi cukup tinggi antara 4 – 5. Selain itu, hasil yang rendah juga disebabkan oleh adanya serangan hama tikus saat pengisian biji. Namun demikian, usaha tani jagung masih menguntungkan walau tidak sebesar usaha tani padi. Keuntungan yang diperoleh untuk luasan satu hektar sebesar Rp. 8.125.500. Melihat dari produksi dan keuntungan yang diporoleh, maka lahan sawah di Subak Bengkel Sari potensial untuk pengembangan jagung hibrida BISI-2. Program demplot telah berdampak  terhadap kelompok tani sasaran yaitu terjadi peningkatan pengetahuan dan keterampilan dalam budidaya jagung. Petani lain di luar kelompok sasaran tertarik untuk pengembangan jagung, karena keuntungan yang diperoleh cukup tinggi. Program ini telah memberikan manfaat yaitu membuka wawasan petani tentang usaha tani alternatif pada musim kemarau, sebagai bentuk optimalisasi penggunaan lahan. Program ini juga memberikan manfaat terhadap perluasan areal tanam, sehingga terbentuk sentra-sentra produksi jagung yang baru.

Comments

Popular posts from this blog

1 kg jagung berapa buah

Jenjet jagung

Sistem tanam jajar legowo pada tanaman jagung